MEMELIHARA (DAN) MENJAGA (UNTUK MENJADI) PRIBADI (YANG BAIK)

Beberapa hari yang lalu di sebuah forum ada seorang kawan, menawarkan sebuah karya sastra tulisan dari (almarhum-mah) Ibunda Ki Sodong Mandali untuk dibaca bersama, karya sastra ini tertulis dalam bahasa tradisional (Jawa), kemudian waktu membacanya saya sangat tertarik sekali mengenai arti didalam karya sastra tersebut, ini saya tuliskan kembali karya sastra tersebut dalam bentuk aslinya (tulisan romawi dengan bahasa jawa) dan dengan saya lampiri arti (dalam bahasa Indonesia) dari karya sastra tersebut.

Memayu Hayuning Pribadi

1. Ing samubarang gawe aja sok wani mesthekake, awit akeh lelakon kang akeh banget sambekalane sing ora bisa dinuga tumibane. Jer kaya unine pepenget, “menawa manungsa iku pancen wajib ihtiyar, nanging pepesthene dumunung ing astane Pangeran Kang Maha Wikan”. Mula ora samesthine yen manungsa iku nyumurupi bab-bab sing durung kelakon. Saupama nyumurupana, prayoga aja diblakakake wong liya, awit temahane mung bakal murihake bilahi.

2. Sabar iku ingaran mustikaning laku, jumbuh karo unine bebasan: “Sabar iku kuncining swarga”, ateges marganing kamulyan. Sabar, lire momot kuwat nandhang sakehing coba lan pandadaraning ngaurip, nanging ora ateges gampang pepes kentekan pengarep-arep. Suwalike malah kebak pengarep-arep lan kuwawa nampani apa bae kang gumelar ing salumahe jagad iki.

3. Kahanan donya iki ora langgeng, tansah owah gingsir. Yen sira kebeneran katunggonan bandha lan kasinungan pangkat, aja banjur rumangsa “Sapa sira sapa ingsun” tansah ngendelake panguwasane tumindak degsura marang sapadha-padha. Elinga yen bandha iku gampang ilang (sirna). Pangkat sawayah-wayah bisa oncat.

4. Saiba becike samangsa wong kang lagi kasinungan kabegjan lan nampa kabungahan iku tansah eling gedhe ngucap syukur marang Kang Peparing. Awit elinga yen tumindak kaya mangkono mau kejaba bisa ngilangi watak jubriya uga mletikake rasa rumangsa yen wong dilairake ing donya iku sejatine mung dadi lelantaran melu urun-urun tetulung marang sapadha-padhane titah, mbengkas kasangsaran, munggahe ngreksa hayuning jagad.

5. Aja sok ngendel-endelake samubarang kaluwihanmu, apamaneh mamerake kasugihan lan kapinteranmu. Yen anggonmu ngongasake dhiri mau mung winates ing lathi tanpa bukti, dhonge pakarti kaya mangkono iku ngengon awakmu dadi ora aji. Luwih prayoga turuten pralampitane tanduran pari. Pari kang mentes mesthi tumelung, kang ndhongak mracihnani yen kothong tanpa isi.

6. “Rumangsa sarwa duwe” lan “sarwa duwe rumangsa” iku yen ditulis genah mung diwolak-walik bae, nanging surasane jebul kaya bumi karo langit. Sing kapisan nuduhake watak ngedir-edirake, wengis satindak lakune (polahe), yen nggayuh pepinginan ora maelu laku dudu, samubarang pakarti nistha ditrajang wani. Dene sing kapindho pakartine tansah kebak welas asih, wicaksana ing saben laku, rumangsa dosa samangsa gawe kapitunane liyan.

7. Nadyan wesi iku kanyatane pancen atos, ewa semono yen wis ketrajang ing taiyeng ya bakal entek gripis. Semono uga tumraping wong kang kataman rasa meri, atine mbaka sethithik uga bakal gripis, awit rumangsa yen awake tansah apes, saengga kelangan greget lan lumuh makarya. Wusanane pepes atine kentekan pengarep-arep.

8. Yen sira sacara badaniyah lan rohaniyah tetep kepingin bagas kuwarasan, tansah elinga rong prakara iki :

1. Tansah jaganen sakehing samubarang kang nedya sira lebokake ing tutuk, dithinthingi luwih dhisik apa bakal gawe rusaking raga apa ora.

2. Kulinakna mikir luwih dhisik samubarang kang arep sira wetokake saka tutuk. Lire pikiren luwih dhisik klawan mateng apa kang bakal sira wetokake iku ora malah gawe kuceming awakmu dhewe, nglarani atining liyan apa ora. Dene yen ora ana paedahe luwih becik aja kok kojah amrih ora nandhang piduwung.

terjemahan bebas nya seperti ini


MEMELIHARA (DAN) MENJAGA (UNTUK MENJADI) PRIBADI (YANG BAIK)

1. Di segala hal jangan terlalu bisa (sok tau) untuk memastikan, sebab banyak kejadian yang sangat buaaanyak sekali penyabab faktor kejadiannya yang bisa menyebabkan hal yang tak terduga efek samping dari hal tersebut. Seperti sebuah kata kata bijak yang pernah ada,"(bahwa) yang disebut manusia itu memang kewajibannya untuk selalu berusaha, akan tetapi kepastian adalah (tetap) selalu di tangan Tuhan yang Maha Tau”. Jadi, tidak semestinya kalau manusia itu mengetahui perihal perihal yang belum terjadi, kalaupun dapat (kesempatan) untuk mengetahuinya sebaiknya tidak diberitahukan kepada setiap orang secara jelas dan gamblang, sebab ketika digunakan untuk keperluan yang tidak baik akan mencelakakan yang memberi tahukan dan yang diberitahu (yang mengunakan untuk keperluan tidak baik)

2. Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu ibaratkan sebuah hal yang sangat indah dalam sebuah kehidupan, sama seperti sebuah perkataan yang umum diucapkan : "(berlaku) sabar itu adalah “jalan utama” untuk mendapatkan “jalan surga”, yang dimaksud disini adalah ketentraman dan kedamaian (dalam menjalani kehidupan)". Sabar, adalah “seperti” kemampuan untuk membawa segala macam percobaan dalam menjalani kehidupan yang akan bisa untuk mendewasakan diri. (akan tetapi kesabaran itu) juga bukan berarti tidak mempunyai pengaharapan di kerenakan “tidak berdaya lagi” untuk berjuang demi sebuah harapan, Lawan katanya (adalah) malah terlalu besar dalam sebuah harapan dan (berharap) seolah olah mampu untuk mendapatakan apa saja yang ada di dunia ini (tanpa disertai rasa mawas diri dan kesabaran)

3. (ketahuilah) Keadaan di dunia ini tidak ada yang tetap abadi, selalu berubah dan bergerak, Jikalau dirimu kebetulan “mempunyai” harta kekayaan dan “sedang menjabat” (jabatan/berpangkat dalam sebuah pekerjaan) jangan terus merubah kebiasaan dengan tidak menghargai orang lain (menganggap remeh orang lain), selalu mengedepankan (kemampuan) kekuasaan nya untuk berbuat se-mau gue kepada setiap orang tanpa mau menghiraukan orang lain, Ingat (kepastian dari Sang Pencipta) kalau kekayaan itu gampang sekali jalan nya untuk hilang, Jabatan sewaktu waktu juga bisa tidak kita jabat lagi (sebab jabatan itu adalah titipan)

4. Sebaiknya selalu dilakukan ketika orang yang lagi mendapatkan “keberuntungan” dan mendapat “kebahagiaan” itu selalu tetap ingat dan selalu mengucapkan rasa syukur kepada yang Maha Mamberi. Selalu ingatlah (kepada kesabaran / “kebijaksanaan”/ “jalan utama menuju surga”) jika selalu melakukan berbuat seperti itu, selain bisa untuk menghilankan watak sombong juga bisa menerangkan pada diri kita sebuah rasa perasaan ikut merasakan perasaan bahwa manusia itu di lahirkan di alam dunia fana ini sebenarnya cuman menjadi “jalan” atau sebab untuk selalu menolong dan membantu kepada semua hal yang menjadi ciptaan Sang Semesta. (selalu) memberatas segala sesusahan/kesengsaraan jikalau diteruskan menjadi besar (akibat dilakukan terus menerus) adalah merawat dan memelihara kedamaian Dunia.

5. Janganlah selalu menonjol nonjolkan segala macam kelebihan anda, apalagi selalu memamerkan kekayaan dan kepandaian anda, hasilnya perbuatan seperti itu hanya membuat dirimu menjadi cibiran orang lain dan dianggap ga penting gitu hloo. lebih baik ikutilah perilaku dari tumbuhan padi (wet paddy bahasa linggis nya… hehehehehehe), padi yang berisi pasti merunduk (maksudnya munkin adalah mengedepankan sopan dan santun), padi yang belum merunduk menandakan bahwa padi tersebut kosong tanpa isi pada bulir padinya (kesombongan sebenarnya adalah keinginan untuk selalu diakui orang lain tanpa adanya penghargaan kepada orang lain)

6. Merasa selalu mempunyai (segala hal) dan selalu “merasa” memiliki perasaan (terhadap banyak hal), itu kalau ditulis jelas hanya cuman di bolak balik saja, akan tetapi sebenarnya artinya berbeda jauh ibaratkan bumi dan langit. (arti) Kata yang pertama menjelaskan watak yang selalu menonjolkan, (sifat) bengis dalam segala perbuatannya, jikalau ingin mencapai sebuah keinginan selalu mengunakan berbagai macam cara, semua perbuatan yang tecela pun dilakukannya untuk mendapatkan keinginan nya. Sedang yang kedua artinya adalah penuh dengan belas kasih, (mengutamakan) kebijaksanaan di setiap perilaku, merasa berdosa jikalau melakukan perbuatan yang membuat orang lain tersakiti/kecewa/sedih/rendah diri

7. Walaupun besi itu pada kenyataan nya memang keras, akan tetapi jikalau sudah “terkena” karat ya bakalan menipis habis. Begitu juga yang berlaku pada manusia yang terkena persaan iri hati, hatinya sedikit demi sedikit bakalan menipis, selalu merasa bahwa dia selalu tidak mendapatkan keberuntungan, sehingga kehilangan semangat dan daya juangnya untuk bekerja dan berkarya, hasilnya akhirnya hatinya menjadi kecil dan kehabisan harapan (dalam membangun impian-nya)

8. Jikalau anda secara badaniah dan rohaniah (ingin) tetap mendapatkan kesehatan dan kesalamatan, selalu ingatlah dua perkara ini :

1. Selalu untuk menjaga/mencermati segala hal yang sifatnya informasi yang kita terima dari orang lain, dicermati dan ditimbang lebih dahulu kebenaran dari informasi tesebut, sehingga kita tidak salah dalam mempercayai sebuah informasi yang di berikan kepada kita, sebab kesalahan dalam mendapatkan informasi bisa menyebabkan kita menjadi (berbuat) salah dan menyimpang.

2. Biasakan untuk berpikir lebih dulu tentang segala hal yang akan anda ungkapkan. Inti pointnya adalah pikirkanlah lebih dahulu dengan sebaik baiknya apa yang akan anda sampaikan, jangan sampai penyampaian anda membuat anda tidak disukai orang lain dikarenakan penyampaian anda membuat sakit hati orang lain, maka sebaiknya pertimbangkan lah dahulu segala sesuatunya. Jikalau tidak ada manfaat nya (bagi kita dan orang lain), lebih baik jangan (diteruskan) sebab bila diteruskan

Flickr

This is a test post from flickr, a fancy photo sharing thing.

KETIKA



aku rasa indah ketika bersama nya.
aku rasa menyenangkan ketika disamping.
aku rasa kedamaian ketika memeluknya.
aku rasa kerinduan ketika jauhdarinya.

aku ingin selalu bersamanya.
meski kadang amarah datang tiba-tiba.
aku ingin selalu memuji nya.
meski kadang cemburu menyelimuti.

sungguh aku tak tahan jauh darinya.
sungguh aku tak akan pernah bisa untuk berpisah darinya.
karna dia bagaikan napas hidupku.
karna dia bagaikan cahaya yg menerangi hidup.

________________INDRA_GIBRAN VS KAHLIL GUMILAR K
________________29/MEI/09
________________CATATAN INDAH (Indra G K & Diah Y)